Archive for category Pendidikan dan Pelatihan Bidang Kapal Boat

Kuliah Tamu Capt. Shane Granger, Nakhoda Kapal Layar H/V Vega di Perkapalan UI, 9 Mei 2012

Posted by on Tuesday, 8 May, 2012

Capt. Shane Granger, nakhoda kapal layar H/V Vega (www.sailvega.com) pada kunjungan kapal Vega ke Jakarta pada kali ini akan menyempatkan dirinya untuk memberikan kuliah tamu kepada mahasiswa dan para dosen Teknik Perkapalan Universitas Indonesia mengenai sejarah maritim dan kegiatan kapal Vega.

Kuliah tamu ini akan diadakan pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 9 Mei 2012

Waktu : 13:00-selesai

Tempat : Ruang Chevron, Gedung Dekanat Fakultas Teknik
, Kampus UI Depok.

Diharapkan dengan adanya kesempatan bagi Capt. Shane Granger untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada insan akademik di bidang teknik perkapalan ini bisa lebih mendekatkan antara apa yang dipelajari di kampus dan tantangan dan peluang di dunia nyata.

Hasil Kuliah Tamu

Kuliah tamu ini difasilitasi oleh Bapak Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc dari Program Studi Teknik Perkapalan UI dan dihadiri oleh Dekan Faukultas Teknik UI, Bapak Dr. Bambang Sugiarto, M.Eng serta para dosen dan sekitar seratus lebih mahasiswa Teknik Perkapalan UI.  Turut membagikan pengalaman adalah Bapak Ir. Palgunadi Setiawan, Dipl. Ing. Kuliah tamu ini dihadiri juga oleh rekan-rekan dari Center for Maritime Studies Indonesia (CMSI).

Capt. Shane pertama-tama memberi penghargaan kepada para mahasiswa Teknik Perkapalan UI karena mereka terlah memilih untuk mempelajari suatu profesi teknis yang bertanggung jawab untuk merancang suatu sarana penunjang aktivitas manusia di laut yang setara dengan pesawat luar angkasa.  Mengapa demikian? Seorang arsitek kapal harus dapat merancang sebuah sarana yang digunakan oleh manusia beraktifitas di permukaan  air (dan bawah air untuk kapal selam) secara mandiri dari segi ketergantungan terhadap bantuan dan pasokan dari luar untuk waktu operasi tertentu dan terkadang dalam waktu yang relatif panjang (hitungan bulan).  Sebuah kapal harus dapat membawa awak kapal dan penumpang dengan aman dan nyaman serta logistik yang diperlukan agar kapal dan manusia di atasnya bisa berfungsi dan bekerja dengan baik.  Jika dalam keadaan darurat, sebelum ditolong oleh pihak luar, sistem dalam kapal harus bisa menghadapi keadaan darurat tersebut secara mandiri.  Jika kapal rusak ditengah laut, maka pekerjaan perbaikan tidak selalu bisa dilakukan secara mandiri dan bantuan pertolongan tidak selalu bisa datang dalam waktu singkat.  Semua harus diantisipasi dalam sebuah rancangan kapal yang sangat dapat diandalkan.

Pada kuliah tamu tersebut, Cpt. Shane bercerita mengenai pengalamannya menjadi kapten kapal boat layar yang sudah mengarungi beberapa samudera dan dengan segala tantangannya.  Sebuah kapal yang dihasilkan oleh suatu rancangan yang handal akan diberi pengharagaan oleh penggunanya dan sebaliknya kapal hasi rancangan yang buruk akan dicerca oleh para penggunannya (pemilik, awak kapal, dan penumpang).

Yang menarik adalah ketika Capt. Shane bertanya siapa dari antara mahasiswa Teknik Perkapalan UI yang dalam kehidupan sehari-harinya bisa mengoperasikan kapal boat (layar atau motor) maka tidak ada satupun dari mereka yang bisa.  Lalu ketika ditanya seberapa sering mereka naik kapal jawabannya pun ternyata mereka tidak sering naik kapal.  Capt. Shane heran dan bertanya bagaimana caranya seorang calon arsitek kapal bisa merancang suatu kapal jika orang tersebut tidak mengerti bagaimana caranya mengoperasikan kapal dan bahkan tidak mengetahui apa rasanya hidup di atas kapal.  Capt. Shane meminta dengan sangat agar budaya naik kapal harus mutlak dilakukan oleh seorang yang bergelut di dunia rancang bangun perkapalan.

Mungkin ini salah satu ironi dari bangsa Indonesia dimana orang-orang yang berkecimpung di dalam rancang bangun kapal produk sekolahan adalah sebagian besar tidak mempunyai keterkaitan yang erat akan kehidupan di laut dan di atas kapal sehingga akan sulit untuk dapat menjiwai  bagaimana kapal beroperasi dan apa rasanya hidup di atas kapal.  Ini menggambarkan belum adanya budaya maritim yang kental sebagai syarat pembentukan negara maritim yang kuat.

Menjawab pertanyaan apakah sistem layar masih relevan untuk saat ini maka Capt. Shane menjawab bahwa semua sistem yang bisa memberikan tenaga dorong yang mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fosil akan sangat dihargai oleh pengguna kapal karena akan memberikan keuntungan ekonomis tersendiri.  Sitem layar adalah salah satu sistem yang dapat dikembangkan untuk menjawab tantangan tersebut.

Mudah-mudahan kuliah tamu ini bisa membuka mata hati insan-insan pemangku kepentingan di dunia pendidikan dan industri rancang bangun di Indonesia bagaimana bisa menumbuhkan keterikatan emosional individu dan kolektif terhadap laut yang akan menjadi modal pola pikir mendasar  dalam sebuah proses rancang bangun kapal yang bertanggung jawab dan tuntas.


Seminar : “Prospek dan Peluang Indonesia sebagai Negara Maritim”

Posted by on Wednesday, 19 October, 2011

10 Tahun Perkapalan UI 2001-2011

Menuju Kebangkitan Maritim Indonesia

 

Dalam rangka menyambut HUT ke-10 Teknik Perkapalan UI, mahasiswa/i Teknik Perkapalan UI mempersembahkan seminar:

Judul  : “Prospek dan Peluang Indonesia sebagai Negara Maritim”

Hari/Tanggal : Sabtu/22 Oktober 2011

Waktu : 08:30 WIB

Tempat : Auditorium FTUI-K.301

 

Pembicara :

1. Nino Krisnan K., S.T., MRINA : Praktisi Kapal untuk Wisata Bahari

2. Ir. Tjahjono Roesdianto : Ketua Umum Ikatan Industri Perkapalan dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO )

3. Son Diamar : Anggota Dewan Kelautan Indonesia

4. Ir Mukti Wibowo : Dosen Teknik Perkapalan UI

Moderator :

Dr. Ir.  Sunaryo, M. Sc. : Ketua Program Studi Teknik Perkapalan UI

 

HTM pre-sale/on the spot :

Mahasiswa/Umum : Rp 20.000

Tiket Box : Lobby K FTUI/18-21 Oktober 2011

Pelajar SMA : Free (with registation)

REG via SMS ke 0817 6374 281, ketik : Nama_Institusi

 

Informasi lebih lanjut bisa dilihat di PerkapalanUI.com

Contact :

Gerry : 0838 935 73188

email : info@PerkapalanUI.com

Seminar : "Prospek dan Peluang Indonesia sebagai Negara Maritim"