Posts Tagged biaya pembuatan kapal

Mengenai Galangan Kapal Boat

Posted by on Saturday, 3 December, 2011

Tulisan ini dibuat untuk berbagi pemikiran mengenai posisi galangan kapal boat dalam lingkungan dia berada dan interaksinya dengan faktor-faktor internal maupun eksternal yang berkaitan dan berpengaruh. Dengan memahami posisi ini, maka diharapkan para pemangku kepentingan bisa melihat dimana masing-masing dari mereka bisa berperan dalam mengelola faktor-faktor tersebut untuk suatu tujuan menciptakan galangan kapal boat yang menghasilkan produk-produk dan hasil kerja yang bisa dipertanggung jawabkan (kualitas, biaya dan waktu) dan juga tentunya harus laik laut. Galangan-galangan kapal boat seperti inilah yang akan menjadi galangan kapal boat dengan daya saing tinggi.

Komponen Utama Galangan Kapal Boat

Pertama yang ingin disampaikan adalah komponen apa sajakah yang membentuk sesuatu galangan kapal boat tersebut?  Ada empat komponen utama, yaitu :

  • Lingkungan; keadaan dari tempat dimana galangan kapal boat berada dan ini mencakup keadaan sosial-budaya (masyarakat, otortias, regulasi, dll.) dan alam (lingkungan hidup).
  • Manusia; sebagai yang mengatur dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di galangan kapal boat. Manusia haruslah dilihat sebagai suatu mahluk dengan karakternya yang utuh, yaitu:

.           – Kemampuan fisik,

.           – Kemampuan intelektual (IQ),

.           – Ketangguhan mental dan kematangan emosional (EQ)

.           – Kedewasaan spiritual (SQ).

  • Fasilitas; sebagai faktor yang membantu dan mendukung jalannya pekerjaan di galangan kapal boat. Fasilitas ini termasuk :

.            – Fasilitas produksi : dok, alat penanganan material, alat kerja, dll.

.            – Fasilitas operasional : kantor, gudang, dll.

.            – Fasilitas pendukung lainnya.

  • Pengetahuan; sebagai dasar untuk galangan bisa berfungsi dengan baik. Pengetahuan bisa dibagi ke dalam 3 kelompok sebagai berikut :

.            – Menajemen Umum : pemasaran, keuangan dan operasi.

.           – Manajemen Proyek : integrasi, lingkup, waktu, biaya, kualitas, sumber daya manusia, komunikasi, resiko, dan  pengadaan.

.           – Teknologi dan Metodologi : dasar-dasar kapal boat, bangunan baru dan konversi, serta pemeliharaan dan perbaikan

Galangan kapal boat adalah sebuah sistem

Keempat komponen ini harus dilihat sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan saling terkait.  Ini bukan merupakan pilihan sebagian dari semuanya, melainkan satu paket yang utuh yang mutlak harus dikembangkan dan diatur (managed). Galangan kapal boat sebagai suatu sistem harus bisa dikelola secara bijak dalam mengatur hubungan antara keekmpat komponen utama tersebut agar fungsi galangan kapal boat sebagai penyedia jasa dan penghasil produk bisa berfungsi dengan baik dan sehat.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa galangan kapal boat adalah suatu sistem (yang tidak sederhana) yang dibuat, pada umumnya, adalah untuk tujuan bisnis (menghasilkan produk dan/atau hasil kerja yang dijual).

4 Komponen Utama Galangan Kapal Boat

Jasa-Jasa Pekerjaan yang Ditawarkan oleh Galangan Kapal Boat

Lalu yang kedua adalah mengenai pekerjaan apa saja yang dikerjakan di galangan kapal boat ini yang lalu kemudian menjadi jasa-jasa yang ditawarkan.  Keempat komponen utama di atas dikembangkan dan diatur agar galangan kapal boat bisa mengerjakan tugas pokoknya dalam memenuhi kebutuhan dari kapal boat akan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:

  • Bangunan Baru; pekerjaan dimana kapal boat dibuat mulai dari penerimaan rancangan (gambar, perhitungan dan laporan) sebagai input sampai dengan kapal boat sebagai hasil akhir diserahkanterimakan kepada pemesan.
  • Konversi; pekerjaan dimana kapal yang sudah ada diubah menjadi kapal yang berbeda dengan fungsi yang sama mauoun berbeda dengan mempertahankan sebagian dan atau seluruh konstruksi utama dan sistem kapal.
  • Perbaikan; pekerjaan yang membuat sesuatu yang tidak dapat berfungsi dengan baik di kapal boat jadi kembali berfungsi seperti semula atau bahkan lebih baik.
  • Pemeliharaan; pekerjaan yang membuat sebuah kapal boat dalam keadaan selalu siap beroperasi dan laik laut.

Galangan kapal boat dan proyek kapal boat

Proyek Kapal Boat

Hal ketiga, mari melihat apa yang membuat galangan kapal boat dapat berkembang dan hidup.  Sesuai dengan pembahasan jenis-jenis jasa pekerjaan-pekerjaan di atas maka dapat dilihat bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebutlah yang bisa membuat galangan kapal boat sebagai suatu sistem bisa mengembangkan kemampuan dan kehandalan semua komponen sistemnya dan secara komersial bisa bertahan hidup dan juga bertumbuh.

Bagaimana galangan kapal boat bisa mendapat pekerjaan?  Pekerjaan timbul karena adanya proyek kapal boat sesuai jasa pekerjaan yang ada.  Proyek kapal boat tersebut timbul akibat dari paduan antara galangan kapal boat dan adanya pesanan dari pemilik kapal boat.  Pesanan tersebut bisa didapatkan oleh galangan kapal boat karena hasil kerja dari salah satu bidang dari sistem galangan kapal boat, yaitu bidang pemasaran (marketing) dan juga penjualan (sales).

Namun perlu diingat, keberhasilan dari suatu proyek kapal boat tidak hanya merupakan hasil kerja dari bidang pemasaran dan penjualan saja, melainkan sinergi dari semua bidang kerja di galangan kapal boat yang tersatukan dalam sebuah manajemen proyek yang handal.  Proyek kapal boat adalah, seperti proyek lain, mempunyai karakter yang khas sebagai suatu kegiatan (non rutin) di galangan kapal boat yang mempunyai  tujuan dan sasaran tertentu, dan membutuhkan keahlian tertentu serta dibatasi oleh batasan waktu dan anggaran tertentu. Tujuan dari proyek kapal boat adalah menghasilkan produk dan/atau hasil pekerjaan yang memenuhi capaian-capaian dari segi waktu, biaya, kualitas dan lingkup yang telah disepakati oleh galangan kapal boat dan pemilik kapal dalam suatu kontrak proyek kapal boat.

Dalam sebuah proyek kapal boat, banyak pemangku kepentingan (stakeholder) yang berperan dalam jalannya proyek sejak pengawalan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, serta pengakhiran proyek.  Proyek yang dikelola (managed) dan dipimpin (led) dengan baik akan dapat mengatur semua pemangku kepentingan yang ada demi tercapainya tujuan proyek.

Proyek kapal boat dan komponennya

Proyek kapal boat yang sejak awal diciptakan dengan semangat untuk menghasilkan kapal boat yang bertanggung jawab dan laik laut dan mempunyai tujuan proyek yang lengkap, realistis dan seimbang (waktu, biaya, kualitas dan lingkup) akan sangat mengasah kemampuan galangan kapal boat sebagai sebuah sistem dimana semua komponennya akan bekerja dan berfikir secara bahu-membahu, tidak mudah menyerah, dengan semangat mencari solusi untuk pencapaian yang terbaik dan optimum. Sebaliknya, jika sejak awal proyek kapal boat diciptakan untuk tujuan yang tidak lengkap, realistis dan seimbang (hanya memikirkan penghematan biaya saja, menghasilkan profit sebesar-besarnya saja, ingin menciptakan kapal dengan kualitas tinggi tanpa mengontrol biaya, hanya memikirkan komisi pemasaran dan penjualan saja, atau yang lainnya), maka pada akhirnya akan sulit untuk menghasilkan produk dan/atau hasil pekerjaan kapal boat yang bertanggung jawab serta laik laut.

Galangan Kapal Boat Yang Tepat Untuk Pekerjaan Yang Tepat

Persoalan keempat adalah bagaimana mempertemukan galangan kapal boat yang tepat untuk pekerjaan yang tepat.  Setiap galangan kapal boat mempunyai karakternya sendiri-sendiri dan setiap jenis kapal boat dan proyek kapal boat pun demikian. Untuk melengkapi sudut pandang, ada baiknya juga kita baca bersama tulisan berjudul “Proses Rencana-Rancang-Bangun Kapal Boat” yang sudah ditampilkan di BoatIndonesia.com sebelumnya.

Sifat galangan kapal boat secara umum adalah sebagai kontraktor, ingin mengerjakan secepatnya, dengan biaya seefisien mungkin (selalu ada biaya tambahan untuk pekerjaan perubahan dan tambahan), dengan kualitas yang tidak lebih dari sasaran yang tertuang dari kontrak proyek kapal (agar tidak merugi).  Sedangkan karakter pemilik kapal (pemesan) secara umum adalah ingin mendapatkan hasil yang terbaik (kalau bisa mendapatkan lebih baik dari sasaran yang tertuang dari kontrak proyek kapal tanpa biaya tambahan), biaya yang terjangkau, dan penerjaan tepat waktu. Kesemua karakter ini adalah wajar dan bukan benar atau salah kalau dilihat secara menurut kepentingan masing-masing pihak.  Yang akan menjadi acuan untuk benar atau salahnya suatu pendapat/sudut pandang adalah kesepakatan (kontrak) yang dibuat antara galangan kapal boat dan pemilik kapal sebelum proyek kapal boat dimulai.

Lalu pertanyaannya kontrak seperti apakah yang baik bagi galangan kapal boat maupun pemilik kapal? Yang menjadi penting adalah kesamaan pemahaman untuk hal-hal pokok sebagai berikut :

  • Lingkup ; pekerjaan (scope of work) dan hasil kerja (scope of deliverable) dari proyek.
  • Waktu; sasaran lama waktu pekerjaan dan apa-apa saja yang mempengaruhinya
  • Biaya; sasaran besarnya biaya proyek dan dan apa-apa saja yang mempengaruhinya
  • Kualitas; definisi kualitas dan apa-apa saja yang mempengaruhinya

 

Perlu diingat juga bahwa sesuai penjelasan sebelumnya di atas, maka yang perlu dipertimbangkan adalah kecocokan antara karakter galangan kapal boat sesuai dengan keahlian pekerjaannya (apakah bangunan baru, konversi, perbaikan atau pemeliharaannya) dan jenis kapal boat yang akan dikerjakan (lihat diagram di bawah).

Galangan yang tepat untuk pekerjaan yang tepat

Dalam beberapa kasus, kecocokan karakter antara galangan kapal boat dan jenis kapal boat yang akan dikerjakan seperti dipaksakan sehingga terjadilah kejadian dimana pekerjaan yang tidak tepat dikerjakan oleh galangan kapal boat yang tidak tepat pula. Bisa dibanyangkan hasilnya akan seperti apa.

Untuk itu, dalam melihat kecocokan karakter antara galangan kapal boat dan jenis kapal boat yang akan dikerjakan, ada baiknya jika pemesan maupun galangan kapal boat bisa mengajak pihak yang relatif lebih independen yang memahami seluk beluk kapal boat (aspek desain, produksi dan operasional) untuk melihat dan menganalisa kecocokan tersebut. Di Indonesia, fungsi penengah ini bisa dilakukan oleh konsultan yang berkompeten memahami proses rencana-rancang-bangun (lebih baik lagi jika ditambah pemahaman mengenai operasi) kapal boat. Di negara (maritim) yang industri kapal boatnya sudah maju, kecocokan ini menjadi hal yang relatif tidak menjadi masalah karena  galangan-galangan kapal boat sudah menyadari fungsi, kelebihan/kekurangan dan spesialisasinya masing-masing dan juga pemesan biasanya juga sudah lebih memahami dasar-dasar mengenai kapal boat.

Demikian tulisan ini semoga bermanfaat bagi para pembaca dalam rangka usaha menciptakan galangan kapal boat yang berdaya saing tinggi dan menghasilkan kapal boat yang bertanggung jawab dan laik laut demi membangun Indonesia berbasis ekonomi maritim.


Penggunaan Konstruksi Fiberglass (dan FRP) di Kapal Boat

Posted by on Sunday, 30 October, 2011

Kita banyak mendengar istilah kapal fiberglass atau bahkan banyak orang secara singkat menyebutnya dengan istilah kapal fiber. Kapal boat fiberglass dipakai untuk berbagai macam keperluan sesuai dengan tujuan kegunaannya (kapal ikan, kapal penumpang, kapal pesiar, kapal patroli, dll.).

Apa sebenarnya kapal fiberglass itu? Bagaimana kapal fiberglass dirancang dan dibangun?  Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita harus terlebih dahulu melihat apa itu konstruksi fiberglass, bahan-bahan apa saja yang membentuknya dan teknologi apa saja yang digunakan untuk membangun sebuah kapal fiberglass.

Membahas soal fiberglass secara mendalam akan membawa kita ke dalam ilmu kimia dengan istilah-istilahnya (hidrokarbon, polymer, polyester, phenolic, vinylester, dll.). Namun karena tulisan ini bukan diususun sebagai mata kuliah kimia, maka proses kimia dan istilah-istilahnya akan dibahas secara sekilas sebagai dasar pengetahuan semata dan tidak secara mendalam dan mendetail. Bagi yang tertarik dengan ilmu kimia, maka masing-masing silakan melanjutkan dengan pencarian sendiri atas jawaban-jawaban atas pertanyaan ‘kimiawi’ lebih lanjut.

Tulisan ini dibuat untuk membahas pemakaian konstruksi fiberglass (dan FRP) di kapal boat secara umum, sedangkan tulisan mengenai pembangunan kapal boat fiberglass akan disusun dalam tulisan terpisah.

Istilah Fiberglass

Istilah fiberglass itu adalah penyederhanaan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu ‘fiber’ yang artinya serat dan ‘glass’ yang artinya kaca.  Sesungguhnya fiberglass adalah salah satu jenis dari bahan komposit yang merupakan paduan dari dua bahan yang mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda dimana perbedaan tersebut pun masih dapat terlihat secara mikroskopik maupun makroskopik dalam paduan akhir material komposit tersebut.

Apakah fiberglass yang banyak disebutkan sebagai bahan lambung kapal terbuat dari paduan serat dan kaca? Jawabannya adalah tidak. Istilah fiberglass yang sudah secara umum dipakai saat ini sebenarnya mewakili istilah bahasa Inggris sebagai berikut:

  • Fiberglass Reinforced Plastic (FRP), yang jika diterjemahkan bunyinya adalah plastik yang diperkuat oleh serat kaca.
  • Glass-fiber Reinforced Plastic (GRP), yang jika diterjemahkan bunyinya adalah juga plastik yang diperkuat oleh serat kaca.
  • Fiber-reinforced Plastic atau Fiber-reinforced Polymer (FRP), yang jika diterjemahkan bunyinya adalah plastik atau polymer yang diperkuat oleh serat.

Melihat pemakaian bahan komposit di kapal boat, maka sebenarnya isitlah yang paling tepat adalah istilah FRP yang maksudnya adalah Fiber-reinforced Plastic atau Fiber-reinforced Polymer.  Untuk lebih sederhana dan mudah dipahami (karena tulisan ini bukan mata kuliah kimia), maka isitlah FRP yang akan digunakan adalah untuk Fiber-reinforced Plastic karena secara umum material polymer juga banyak dikenal sebagai plastik (walaupun karet misalnya, juga termasuk salah satu material polymer).

Plastik di dalam konstruksi FRP ini dalam wujudnya ada dalam bentuk resin cair (umumnya jenis polyester, vinylester dan epoxy), sedangkan seratnya bisa dibuat dari bahan gelas (umumnya jenis E-glass), karbon, Kevlar (serat sintetis aramid), bambu, dll.

Sedangkan istilah fiberglass di kapal boat sebaiknya hanya digunakan jika bahan kompositnya memang terdiri dari serat kaca dan plastik.

Konstruksi Fiberglass dan FRP

Sebagai bahan komposit, FRP terdiri dari bahan dasar utama sbb :

  • Serat penguat : kaca (E-glass), karbon, Kevlar (serat sintetis aramid), bambu, dll.
  • Resin (cair) : polyester, vinylester dan epoxy
  • Resin (cair) gelcoat : polyester, vinylester dan epoxy

dan bahan penunjang sbb:

  • Katalis (MEKP, methyl ethyl ketone peroxide)
  • Pengeras (hardener) untuk resin epoxy
  • Pewarna (pigment)
  • Pengental (filler)

Konstruksi FRP dibuat dengan mencampurkan serat penguat dan resin dengan menggunakan cetakan yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.   Mengapa konstruksi FRP terdiri dari paduan serat penguat dan resin sebagai dua material utama?  Hal ini karena masing-masing material mempunyai fungsi yang berbeda yaitu :

  • Serat penguat : sebagai kekuatan konstruksi.
  • Resin konstruksi : sebagai perekat serat penguat yang memberikan kekakuan bentuk dan juga kekedapan air di kapal.

Bayangkan jika kita mencaoba membuat konstruksi FRP dengan hanya serat saja, bagaimana membentuknya? Namun kalau hanya dengan resin saja tidak akan ada kekuatannya. Jadi di sini dapat dilihat bahwa dalam konstruksi FRP, serat penguat berfungsi sebagai pemberi fungsi kekuatan dan resin sebagai pemberi fungsi kekakuan bentuk dan kekedapan air.

Ilustrasi konstruksi FRP dibanding dengan konstruksi komposit pada beton bertulang baja adalah seperti gambar di bawah :

Pada konstruksi beton bertulang baja, dapat dilihat bahwa semen adalah sebagai pemberi fungsi kekakuan bentuk dan tulangan baja berfungsi sebagai pemberi fungsi kekuatan.

Sedangkan pada konstruksi FRP, dapat dilihat bahwa resin adalah sebagai pemberi fungsi kekakuan bentuk (dan juga kekedapan air pada kapal boat) seperti halnya semen pada konstruksi beton bertulang baja dan lapisan serat penguat berfungsi sebagai pemberi fungsi kekuatan seperti halnya tulangan baja pada konstruksi beton bertulang baja .  Mengenai bentuknya, konstruksi FRP bisa dibentuk menurut cetakan sesuai keinginan.

Mengenai wujud dari material penguat dari konstruksi FRP bisa dalam bentuk :

  • Chopped Strand Mat (CSM); berwujud sebaran serat yang relatif pendek dan acak. Biasanya hadir dalam kode yang menyebutkan tiga angka di belakang CSM, contoh CSM 300.  Artinya adalah CSM dengan kepadatan 300 gram per meter persegi (300 gr/m2).
  • Woven Roving (WR); berwujud seperti anyaman dengan kelompok serat panjang yang relatif tebal. Biasanya hadir dalam kode yang menyebutkan tiga angka di belakang WR, contoh WR 600.  Artinya adalah WR dengan kepadatan 600 gram per meter persegi (600 gr/m2).
  • Multi Axial; berwujud seperti anyaman dengan arah serat memanjang, melintang dan juga menyilang.
  • Fiber Cloth; berwujud seperti kain tipis.

Jadi untuk selanjutnya di tulisan ini, istilah fiberglass akan diganti dengan FRP agar lebih tepat penggunaannya.

Konstruksi FRP di Kapal Boat

Kapal boat adalah suatu benda yang digunakan dalam kondisi dinamis (bergerak, bergetar, beban yang berubah-ubah baik besaran maupun arahnya) dan juga lingkungan yang tidak bersahabat (air dan udara laut yang korosif, terik matahari, cuaca yang berubah-ubah). Selain itu kapal boat juga mempunyai tuntutan-tuntutan tertentu dalam pengoperasioannya seperti kecepatan, stabilitas, olah gerak, dll. Oleh karena itu, pemakaian konstruksi FRP pada kapal boat haruslah memperhatikan hal-hal tersebut.

Konstruksi FRP pada kapal boat harus merupakan bagian yang menjadi satu dan saling terkait dengan perencanaan, perancangan, pembangunan dan pengoperasian kapal boat.  Oleh karena itu, pembuatan kapal FRP harus dilakukan oleh gabungan orang-orang yang memahami keterkaitan kesemua faktor tersebut sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Benda-benda konstruksi FRP lain yang bukan kapal boat tidak mempunyai tuntutan kondisi yang serupa dengan kapal boat, meskipun teknik dasar-dasar pengerjaan konstruksi FRP-nya serupa. Apakah orang yang bisa dan biasa mengerjakan konstruksi FRP untuk benda-benda selain kapal boat (kursi, mainan anak-anak, tempat sampah, bak mandi, tangki air, dll.) lalu otomatis mengerti sepenuhnya bagaimana penggunaan konstruksi FRP di kapal boat? Jawabannya adalah tidak!  Tapi keahlian dasar mereka dalam mengerjakan konstruksi FRP (dengan catatan bahwa keahlian dasar tersebut didukung oleh pengetahuan memadai akan konstruksi FRP) bisa dikembangkan dengan pelatihan yang baik untuk ditingkatkan menjadi keahlian konstuksi FRP di kapal. Yang jelas , keahlian pengerjaan konstruksi FRP di kapal boat tidak bisa didapatkan dengan cara sulap, sihir atau dadakan. Semua harus jelas tahapannya.

Konstruksi FRP di kapal boat yang baik adalah yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

  • Lapisan FRP yang memberikan kekuatan yang memadai; kekuatan di konstruksi FRP adalah terletak pada susunan serat penguat (jumlah lapisan, jenis serat penguat, dan pengaturan susunannya) dan bukan karena ketebalannya!. Lapisan FRP yang tebal tapi disusun dari resin dan serat penguat yang tidak tepat serta pengerjaan yang sembaranagan akan menghasilkan konstruksi yang tebal, berat dan lemah (berbahaya!).
  • Kekedapan air yang baik; kekedapan air diberikan oleh penggunaan resin yang tepat (jenis dan cara pencetakan) akan menentukan kekedapan air tersebut.
  • Ketahanan cuaca yang baik; ketahanan cuaca, terutama ketahanan terhadap sinar ultra violet dari matahari yang diberikan oleh penggunaan gelcoat yang tepat (jenis dan cara pelapisan).
  • Kesatuan antar lapisan yang kuat; konstruksi FRP terdiri dari beberapa lapisan paduan resin dan serat penguat.  Proses pengerjaan yang tidak tepat tidak akan memberikan kesatuan antar lapisan yang kuat sehingga bahaya delaminasi (pengelupasan sambungan antar lapisan) mengintai.
  • Kesatuan antar komponen konstruksi kapal FRP yang solid; dalam mempersatukan komponen konstruksi kapal FRP, pengikat eksternal diperlukan (lem dan pengikat mekanis seperti baut dan sekrup). Pengikatan-pengikatan tersebut harus menggunakan bahan dan metode pengikatan yang tepat.
  • Kerapian pengerjaan yang baik; jika konstruksi FRP di kapal boat tidak dikerjakan dengan rapi, maka keseluruhan kapal akan tidak enak dipandang dan akan berpengaruh kepada nilai ekonomis kapal tersebut dan juga kenyamanan manusia yang ada diatasnya.

Teknologi Pembuatan Kapal Boat FRP

Dalam pembuatan konstruksi FRP untuk kapal boat, pada dasarnya ada tiga jenis pekerjaan utama yaitu :

  • Pembuatan cetakan
  • Pencetakan FRP
  • Penggabungan komponen konstruksi (lambung, geladak dan bangunan atas)
  • Penyelesain akhir

Pembuatan Cetakan; cetakan diperlukan untuk tujuan mendapatkan bentuk konstruksi FRP yang diinginkan. Cetakan bisa dibuat untuk pemakaian berulang kali (cetakan permanen) dan juga pemakaian terbatas (cetakan tidak permanen).

Cetakan permanen akan lebih ekonomis jika digunakan untuk pembuatan kapal boat dengan jumlah banyak agar biaya investasi pembuatan cetakan bisa disebar merata ke jumlah kapal yang dibuat agar harga akhir kapal lebih kompetitif. Sedangkan cetakan tidak permanen hanya dipakai untuk kapal yang dibuat dalam jumlah terbatas.

Pencetakan FRP; proses pencetakan adalah dengan cara menuangkan campuran resin cair siap cetak (resin polyester/vinylester + katalis, atau epoxy + pengeras epoxy) ke atas lembaran serat penguat yang sudah ditata di atas cetakan.

Jenis-jenis cara pencetakan adalah sebagai berikut:

  • Hand lay-up : dicetak dengan tangan dengan cara resin cair dilumuri dengan kuas dan ditekan merata ke serat penguat yang sudah  ditata di cetakan dengan menggunakan penekan roll
  • Spray up: resin dan serat kaca (dalam hal ini Chopped Strand Mat/CSM) disemprotkan dengan menggunakan alat khusus secara bersamaan ke atas cetakan.
  • Vacuum Infusion : resin disedot ke dalam vacuum bag (kantong kedap udara) yang membungkus cetakan yang sudah terdapat serat penguat yang ditata.

Penggabungan Komponen Konstruksi Utama; komponen konstruksi kapal boat yang terutama adalah lambung (hull), geladak (deck), bangunan atas (deckhouse/superstructure) dan sekat (bulkhead). Penggabungan antar komponen tersebut dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut :

  • Pengikatan lem dan pelapisan FRP pada sambungan; ini biasanya untuk penggabungan sekat dan lambung.
  • Pengikatan lem dan mekanis (baut dan sekrup);  ini untuk penggabungan antara lambung dan geladak  serta bangunan atas.

Penyelesaian Akhir; penyelesaian akhir (finishing) adalah untuk memberikan hasil permukaan lapisan FRP bagian luar yang prima dan juga pengecatan (bagian bawah air untuk cat anti fouling) sesuai dengan keperluan.  Ini dilakukan untuk tujuan memperbaiki lapisan FRP bagian luar yang kurang sempurna (penghalusan) dan juga pemolesan agar lapisan terlihat bersih dan mengkilap.

Kondisi Penentuan Harga Kapal Boat FRP di Pasar Indonesia

Di Indonesia ini terkadang ditemukan kapal FRP dengan ukuran utama dan spesifikasi yang sama namun ditawarkan oleh produsen dan/atau penjual dengan harga yang jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Mengapa demikian? Salah satu penjelasannya mungkin disebabkan karena ketidaksamaan pemahaman akan kriteria-kriteria konstruksi FRP di kapal boat sehingga harga menjadi satu-satunya ‘bahasa’ yang dimengerti baik oleh produsen dan juga pembeli. Jika harga adalah satu-satunya kriteria penentu kualitas kapal maka kesimpulan yang didapat bisa sangat menyesatkan.

Harga seharusnya menjadi cerminan dari efisiensi biaya produksi yang bertanggung jawab dan keuntungan usaha yang wajar tanpa mengorbankan kualitas konstruksi FRP pada kapal boat. Untuk mengetahui berapa harga sebenarnya dari produk kapal boat FRP yang ditawarkan oleh produsen dan/atau penjual, ada baiknya jika calon pembeli bisa berkonsultasi dengan konsultan perancangan kapal boat yang kompeten sehingga spesifikasi kapal yang sesungguhnya bisa dibedah bersama-sama antara calon pembeli dan konsultan tersebut untuk mengetahui nilai kapal yang sebenarnya.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menambah informasi umum mengenai penggunaan konstruksi FRP di kapal boat. Kapal boat FRP, jika dibuat dengan baik dan benar, maka akan memberikan kenyamanan, kemudahan dan keselamatan, bagi penggunanya.  Namun jika sebaliknya, maka akan membawa  ketidaknyamanan, kesulitan bahkan marabahaya yang membahayakan pengguna dan lingkungan sekitarnya.